Kota Thaif adalah kota terbesar ketiga setelah Kota Mekah dan Madinah. Kota ini berada di sebelah tenggara Mekah sekitar 80 km dengan jarak tempuh 1.5 jam perjalanan.
Kota
Thaif diberkahi dengan tanah yang subur, walaupun komposisi bebatuan lebih
mendominasi. Dengan kesuburan yang dimilikinya, maka kota Thaif terkenal dengan
kekayaan produk pertanian. Berbagai jenis buah-buahan, seperti anggur, kurma,
delima dan lain-lain dihasilkan oleh daerah yang subur ini.
Selain
dikenal dengan keindahan dan kesejukan alamnya, kota Thaif juga menyimpan
sejarah perkembangan penyebaran agama Islam dan sejarah kehidupan Rasulullah
Sallallahu a’laihiwassalam. Di kota inilah Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam
pertama kali mendapat tantangan, cemoohan, pengusiran bahkan sempat dilempari
batu oleh kabilah Tsaqif, kabilah terbesar di kota Thaif.
diperkirakan
suhu udara di kawasan ini mencapai 20 derajat celsius, sehingga membuat nyes di
kulit.
Jalan
menuju Thaif, khususnya ketika melewati Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada
berkelok-kelok, panjang dan menanjak mengelilingi pinggiran pegunungan hingga
puncaknya. Puncak pegunungan yang berbeda dengan Puncak, Bogor atau tempat
lainnya di Indonesia. Pegunungan di sini relatif tidak ada pepohonan, tandus,
berbatu dan berpasir.
Kesejukan
kota Thaif banyak digunakan sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata di
musim panas. Bahkan para raja dan kerabatnya banyak membangun tempat-tempat
peristirahatan di kawasan ini. Sehingga Thaif juga mendapat julukan Qaryah Al
Mulk atau Desa Para Raja. Di kota ini juga sering diselenggarakan
pertemuan-pertemuan dan perjanjian-perjanjian bilateral, regional dan
internasional.
Yang
menarik, dalam perjalanan ada sejumlah Pohon Zaqqum yang tumbuh di antara
perbukitan dari Thaif menuju Al Safa. pohon yang ditumbuhi duri-duri yang besar
dan tajam,
Pohon Zaqqum, memang tidak ada di Indonesia atau negara lainnya. Ini menarik, ditambah lagi di dalam Al Quran Surah Al Waqi'ah ayat 52-56 tentang keberadaan Pohon Zaqqum. Di dalam ayat itu disebutkan bahwa para penghuni neraka kelak akan diberikan makanan dari Pohon Zaqqum. Para penghuni neraka akan diberi makanan yang luar biasa pahitnya.
Pengalaman
Pahit Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam di Thaif
Meninggalnya
Abu Thalib dan Khadijah ini yang disegani oleh kaum musyrik Qurais, membuat
mereka semakin berani mengganggu Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam. Oleh
karena itu, jika warga kota Thaif mau menerima Islam, kota ini akan dijadikan
tempat berlindung bagi warga muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah.
Untuk
menghindari penganiayaan yang lebih berat secara diam-diam dan dengan berjalan
kaki, Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam mencoba pergi ke Thaif untuk
meminta pertolongan dan perlindungan. Rasulullah tinggal di Thaif selama
sepuluh hari untuk berdakwah dan meminta perlindungan. Namun, ternyata penduduk
Thaif melakukan penolakan dan memperlakukan Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam
dengan kasar.
Saat
itu, kaum Tsaqif melempari Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam, sehingga
kakinya terluka. Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah
membelanya dan melindunginya, tapi kepalanya juga terluka akibat terkena
lemparan batu. Akhirnya, Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam berlindung di
kebun milik ‘Utbah bin Rabi’ah.
Saat
itu, Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam berdoa, "Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku,
dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih
ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah
pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang
berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Jika Engkau tidak murka
kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah
Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang
menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akherat dari
murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku. Engkau
berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas
perkenan-Mu."
Dari
do'a ini tentu semua begitu memahami betapa beratnya cobaan Rasulullah Sallallahu
a’laihiwassalam saat itu dalam menghadapi penganiayaan dengan penuh ridho,
ikhlas dan sabar, serta tidak pernah berputus asa. Seperti sejumlah cerita yang
diriwayatkan kembali Ulama Hadist terkenal, Imam Bukhori dan Muslim dari Asiyah
RodiAllahu Anhu .
Ia (Aisyah ) berkata, "Wahai Rasulullah Sallallahu a’laihiwassalam, pernahkah engkau mengalami peristiwa yang lebih berat dari peristiwa Uhud?“ Jawab Nabi Sallallahu a’laihiwassalam, “Aku telah mengalami berbagai penganiayaan dari kaumku. Tetapi penganiayaan terberat yang pernah aku rasakan ialah pada hari ‘Aqabah di mana aku datang dan berdakwah kepada Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kilal, tetapi tersentak dan tersadar ketika sampai di Qarnu’ts-Tsa’alib.
Lalu
aku angkat kepalaku, dan aku pandang dan tiba-tiba muncul Jibril memanggilku
seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban
kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk
engkau perintahkan sesukamu,“ Rasulullah SAM melanjutkan.
"Kemudian
Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu
berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu
terhadapmu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku
kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa
membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka." Jawab Rasulullah Sallallahu
a’laihiwassalam, “Bahkan aku
menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka
generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu
pun.“ Subhanallah..!!
Sumber : berbagai sumber
No comments:
Post a Comment